Monday, July 16, 2007

Menjaga Diri dari Diriku Sendiri


Udah pasti kenal dengan yang namanya bahaya laten. Itu, bahaya yang datangnya dari dalam. Seperti musuh dalam selimut. Seperti duri dalam daging. Seperti cabe rawit yang ditaruh di dalam tahu goreng. Mulus dari luar, tapi sekali gigit, ah...pedas!

Ketika aku tahu bahwa Tuhan tidak pernah membocorkan rahasia tentang potensi diri setiap manusia, aku mafhum. Karena jika semuanya terlalu sadar akan hal itu, akan terjadi perang dunia ke-3, ke-4, dan ke-5, mungkin yang ke-6 sekarang.


Iya!! Karena ketika semua manusia sangat sadar pada kelebihan-kelebihan yang ia miliki, ia akan dilahap mentah-mentah oleh instingnya sendiri. Manusia kan lekat dengan image "tak pernah puas". Ada sebagian efek positif yang akan terjadi, tapi akan terjadi peristiwa kanibalisme besar-besaran.

Lihat aja, toko-toko yang pasang tulisan besar-besar "DISKON 70%", tau kan, rekasi apa yang akan terjadi? belanja sepuasnya, sampe duitnya cekak, cuman cukup buat ongkos taksi pulang ke rumah.

Ketika setiap manusia sadar pada kelebihan-kelebihan yang dianugerahkan Tuhan pada dirinya, itu letaknya seperti pada labirin tipis. Karena sesuatu yang sangat terkenal akan menjadi batas bahwa tak semua hal harus kita mengerti. Itu, namanya TAKDIR.

Ada banyak rahasia di sana. ketika kita sadar, kita bisamembaca, apa yang ada dipikiran kita? Akan ada banyak rahasia yang terungkap! Tapi tidak untuk yang satu itu. TAKDIR, jadi rahasia yang dipegang teguh Tuhan bagi semua ciptaannya. Aku percaya itu. Takdir itu penuh dengan rencana-rencana Tuhan, yang cuma diketahui Tuhan. Mungkin malaikat cuma bisa mengintip aja. Tidak benar-benar tahu persis.

Aku jadi paham, karena ternyata tak ada manusia yang diijinkan bisa membaca dan memahami dirinya sendiri. Tuhan hanya menginjinkannya sebanyak mmm... 50% kira-kira. Tidak bisa lebih. Sisanya, jadi tugas manusia lain untuk bisa membaca dan memahaminya. Itu sebabnya kita punya sahabat, teman dekat, pacar, istri, suami, ibu, ayah, anak, cucu, kakek, nenek kita sendiri. Bahkan mungkin ada sebagian kecil mmm..10% nya jadi jatah dukun-dukun dan paranormal yang dibayar utk meramal, membaca dan memahami.

Memang butuh cermin, untuk bisa paham tentang diri sendiri. Dulu, saya pernah dengar tentang Lacan, yang banyak bicara tentang mirror effect. Ah..tapi bisa gila, baca bukunya.

Masing-masing dari kita mungkin sadar potensi, setelah kita bekerja. Dan dikontrak secara profesional. Dibayar gajinya tiap bulan. Karya atau kerjaan dihargai dengan karir dan upah. Itu, pemahaman yang berjalan di sini. Di tempat yang fana ini.

Hmm...bagaimana kita bisa paham tentang kedalaman keinginan kita sendiri?
Aku merasakannya sekarang seperti menyelam ke kedalaman laut, lalu masuk ke palungnya yang entah....seperti tak pernah ada dasarnya yang bisa kuraba.

Apakah cita-cita menjadi batas dari semuanya? Lalu bagaimana dengan harapan-harapan orang yang menyayangi kita? Apakah itu juga menentukan dan membentuk keinginan-keinginan kita? Mau ditaruh dimana mereka?
Bagaimana membuat mereka mengerti aku? Bagaimana membuatku mengerti mereka? Karena ternyata, ada bahaya yang sedang mengancamku. Itu, diriku sendiri..!!! Aku butuh orang lain untuk membantuku mengendalikannya. Tapi tak ada yang kulihat menoleh padaku, saat ini. Semuanya sibuk dengan potensi dirinya masing-masing.


Writer : Ayu N. Andini
Photo by Ayu N. Andini

Tittle : Power of Nature 01

No comments: