Monday, April 30, 2007

Petualangan Seru 10 Menit !

Siapa yang tidak kenal Ancol? Tempat rekreasi yang cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia ini, selalu jadi pilihan untuk mengisi waktu libur sekolah dan keluarga. Walau berlokasi di ujung utara Jakarta, Ancol tak sulit untuk dijangkau pengunjung yang datang dari berbagai daerah.

Dufan, Sea World, Ice World, Pantai Karnaval, dan Gelanggang Samudera, merupakan tempat-tempat favorit yang banyak dikunjungi di Ancol. Lokasi Gelanggang Samudera berada tak jauh dari areal Sea World. Di dalamnya, ada beberapa wahana yang bisa jadi pilihan menarik untuk dinikmati. Wahana Atraksi Lumba-Lumba dan Singa Laut, Pentas Aneka Satwa, Aquarium Laut, dan yang terbaru adalah Sinema 4 Dimensi. Wahana baru ini terletak di kawasan yang disebut sebagai ?The Pyramids 4D Theatre ? sesuai dengan yang tertera pada bongkahan batu besar di depan bangunan berbentuk piramida berwarna abu-abu gelap.

Wahana Baru di Gelanggang Samudera Ancol
Wahana Sinema 4 Dimensi ini, dibuka untuk pengunjung sejak awal April lalu. Tampak dari depan, ada beberapa bagian yang masih diperbaiki. Terutama di sisi kiri dan kanan depan, serta di tengah taman pada bagian luar lokasi bagunan utamanya, masih terlihat beberapa pohon palem yang menguning kering. Tumbuhan ini tampaknya masih beradaptasi dengan tanah di areal taman di lokasi yang sama. Tapi semuanya tak jadi penghalang. Wahana baru ini tetap dapat beroperasi tanpa terganggu. Karena rasa penasaran para pengunjungnya pun tak dapat diredam walaupun lokasi taman di depan bangunan masih terlihat kering dan menguning.

Bentuk bangunan utama The Pyramids 4D Theatre ini dibuat mirip dengan istana Kerajaan suku Aztec yang pernah hidup di benua Amerika pada abad ke- 500SM. Menempati luas area 2200 m², dengan piramid setinggi lebih dari 20 meter, bangunan istana ini tampak unik dan menonjol.

Tentang tema kawasannya, Gelanggang Samudera Ancol menggunakan konsep yang dinamakan The Lost World. Thomas Riandy Jo, Manager Gelanggang Samudera Ancol menjelaskan, “Di Gelanggang Samudera Ancol ini ada juga kawasan 1001 malam. Itu tempat atraksi lumba-lumba. Bangunannya mengambil model dari Timur Tengah dan banyak kubah-kubahnya. Untuk selanjutnya, kami akan mengangkat tema-tema kawasan dari kerajaan-kerajaan kuno yang telah lama hilang, tapi masih tetap melegenda. Seperti contohnya, kami ambil model bangunan istana suku Aztec untuk kawasan Sinema 4 Dimensi ini.”

Dengan lima jadwal pertunjukan setiap harinya, antrean penonton cukup panjang. Terutama pada hari libur dan weekend, wahana ini padat pengunjung. Ada salah satu pengunjung yang ditemui Travel Club di antrian pintu masuk ruang Sinema 4 Dimensi. Ibu Patria dengan tiga anaknya yang berusia 3, 10, dan 13 tahun, memilih datang untuk menonton di wahana baru ini. “Penasaran, ingin lihat seperti apa sih, Sinema 4 Dimensi ini. Sekaligus ajak anak-anak saya liburan juga,” ucapnya.

Dari pintu masuk pertama, pengunjung akan melintasi jalan berliku yang turun naik. Interiornya dibuat berkesan lampau. Lampu-lampu temaram dan jaring laba-laba besar, menyambut di sudut dinding. Dinding-dindingnya terlukis aneka gambar dengan warna-warni menarik. Sampai pada sebuah ruangan luas, terdapat tiga pintu gerbang utama untuk masuk ke ruang 4D Theatre. Para penonton juga diberikan kacamata khusus untuk 4 Dimensi.

Masuk ke ruangan Theatre 4 Dimensi, semua bebas menentukan tempat duduknya. Ada 304 seat untuk menampung pengunjung yang datang menonton. Diantaranya juga tersedia tempat khusus yang disiapkan untuk para penyandang tuna daksa. Bagi para penonton yang menggunakan kursi roda, tak ada hambatan untuk bisa nonton di wahana baru ini.

Terbesar di Asia Tenggara?
Ruangan gelap temaram dan dingin ber-AC ini, memiliki layar sinema sebesar 24 m x 14 m. “Ini adalah theatre sinema terbesar se-Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, sudah jelas belum ada yang menyaingi,” ungkap Thomas Riandy tentang keunggulan Sinema 4 Dimensi di Gelanggang Samudera Ancol.

Tua muda, anak-anak, remaja, dan orang dewasa, dapat duduk nyaman dan menikmati kejutan-kejutan petualangan di wahana ini. Kualitas gambar film animasi dari Belgia ini pun didukung dengan fasilitas layar sinema dan alat pengontrolnya yang diimpor dari Austria, sound system dari Jerman, dan proyektor yang didatangkan dari Amerika.

Kerja Sama dengan Organisasi Pecinta Lingkungan Hidup
Film animasi yang diputar di Theater 4 Dimensi ini, banyak bercerita tentang kehidupan riil dari satwa-satwa liar di habitatnya. Ada sebuah realitas yang hendak diangkat ke permukaan.

Mengenai muatan edukasi dalam petualangan kali ini, Thomas Riandy berpendapat, “Kalau kita lihat di dalam film, pertama-tama akan tampak kedamaian kehidupan hewan-hewan itu dengan komunitas dan habitatnya. Mereka hidup begitu harmonis. Namun dengan adanya campur tangan manusia, kehidupan mereka jadi terganggu. Ini diperlihatkan kepada penonton agar lingkungan alam sekitar tetap terjaga keindahan dan keharmonisannya.”

Pada bagian penutup, tampak seekor Panda besar mengangkat belahan kayu dari pohon yang tumbang karena ditebang. Keterkaitannya secara simbolik menyatakan keterlibatan sebuah organisasi pecinta lingkungan hidup dalam konsep isi film animasi ini. Dikonfirmasi tentang dugaan kerja sama pengelola Gelanggang Samudera Ancol dengan WWF (World Wild Fund), Thomas menyatakan, “Kalau untuk masalah pelestarian lingkungan hidup, kan Panda juga jadi simbol. Kami memang kerja sama dengan pihak WWF. Kalau tidak salah, judulnya adalah Panda Vision.”

Petualangan Seru di Sinema 4 Dimensi
Dalam film ini ada tiga bagian besar cerita dengan tiga latar tempat yang berbeda. Mengantarkan penonton pada tiga rasa petualangan yang juga berbeda. Di Kutub Utara, di dalam samudera, dan di tengah hutan lebat. Ada banyak kejutan yang ditemui di sana. Selain getaran gerakan pada kursi, ada pula hembusan angin dan cipratan air yang akan mampir di permukaan wajah penonton, kala pertunjukan film berlangsung.

Dalam beberapa bagian cerita, penonton tampak berusaha meraih untuk menyentuh ikan-ikan dan kuda laut mungil yang melintas dekat wajah dan di atas kepala. Belum lagi, sensasi rasa ketika beruang kutub itu bangkis di hadapan wajah penonton. Selain itu, petualangan tokohnya juga membawa penonton meluncur jatuh dari gua es di Kutub Utara ke dalam samudera biru, lalu melayang berdebum menyentuh tanah ketika pohon tumbang ditebang. Tak sedikit pula yang terkejut ketika merasa dilempari buah oleh para kera lucu yang loncat kesana kemari.

Pertunjukan film jadi terasa sangat singkat. Terdengar dari ucapan salah satu penontonnya, “Wah, seru. Tapi kok cuma sebentar ya?”
Film animasi 4 dimensi berdurasi 10 menit ini bisa jadi salah satu pilihan untuk rekreasi keluarga. Menarik, menantang, dan berkesan.

(Tulisan ini telah dimuat di sebuah majalah pariwisata yang berkantor di Jakarta)

Writer: Ayu N. Andini

Festival Makanan Kuba, Jamuan dari Negeri Fidel Castro

Gran Melia Jakarta bekerja sama dengan pihak Kedutaan Besar Kuba di Indonesia, mengemas acara festival makanan khas Kuba kali ini dengan cocktail reseption, salsa dance, pameran lukisan di koridor ruang lobby, dan tentu saja dengan dinner time yang ditunggu-tunggu di akhir acara.

Kuba, tempat yang terkenal dengan banyak simbol. Cerutu, Fidel Castro, gula, dan musik salsa. Dari semua itu, menu-menu makanan dan minuman pun disikapi sebagai hasil alam dan budaya Kuba. Benar-benar Kuba. Cuba Si !

Sambutan dari Cocktail Reception
Menu menarik yang disajikan Kuba malam itu, diawali di meja pertama pada ujung ruangan lobby hotel. Cuban Food Festival menyambut para tamu yang hadir dengan beberapa pilihan cocktail. Mohito, red wine Cuba, dan Si minuman tiga warna : Si Por Cuba.

Mohito dingin dengan wangi daun mint segar, aroma rum Havana, lemon juice, dan rasa manis gula Kuba. Si Por Cuba, minuman yang tampil sewarna dengan bendera negara Kuba. Lapis paling bawah dari evaporated cream dan cocoa white, lapisan kedua dari granadine syrup merah, dan lapisan teratas dari blue curacao. Mencicipi minuman penghangat tubuh khas Kuba ini, seperti menuju gerbang negaranya yang bergolak. Jamuan hangat ini menjadi rangkaian yang sekarakter dengan hentakan musik dan tarian salsa yang mengantar acara pembukaan Cuban Food Festival akhir tahun 2005 lalu di Gran Melia Jakarta.

Iklim dan Adab Bersantap di Kuba
Iklim tropis yang hangat, menghidupi Kuba selama ribuan tahun dan membuat beberapa hasil alam di sana punya kemiripan dengan Indonesia. Selain sebagai salah satu negara penghasil gula terbaik di dunia, tanah Kuba pun cocok untuk kopi, tembakau, jambu biji, pisang tanduk, nanas, mangga, dan padi.

Kuba yang berada pada garis oposisi dari negara-negara kapitalis seperti Amerika dan Inggris, memutuskan untuk membuat sistem pertanian organik. Keberhasilan sistem ini mengakibatkan Kuba tidak perlu lagi memasok pupuk dari luar negeri dan mampu memenuhi sendiri
kebutuhan pupuk di negaranya. Konsumsi pangan di Kuba menjadi khas dan sehat. Hal ini turut melatarbelakangi budaya/tradisi makan yang ada di sana. Sebagai negara agraris, bangsa Kuba juga memilih nasi sebagai menu makanan utamanya. Mirip dengan Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya.

Moros y Cristianos, nama menu nasi dari Kuba. Bedanya, nasi dari beras Basmati ini berwarna lebih gelap. Warna kehitamannya ini datang dari air rendaman kacang hitam (Cuba black bean) yang digunakan untuk menanaknya. Rasanya memang lebih gurih.

Doblones Don Pedro adalah menu utama lainnya yang dihidang dengan beberapa potong jagung manis beraroma cream susu. Menu dari irisan persegi dari beef tenderloin beraroma minyak zaitun dan bawang putih ini disajikan dengan jus daging kental dengan wangi daun oregano.

Menu utama dari seafood khas Kuba dikenal dengan Pescado Gratinado Conqueso dari ikan kakap putih panggang yang dihidang dengan keju, dan condiment dari cacahan daging buah alpukat dengan aroma lemon. Tartaletas de Marsicos yang ada di pinggan terdepan dari jajaran hidangan pada central table malam itu, adalah hidangan appetizer dari irisan daging cumi matang dengan tambahan bumbu bawang putih, tomat, olive oil (minyak zaitun), daun coreander.

Hidangan-hidangan ringan dari dessert ala Kuba, datang dari parade buah-buah tropisnya. Salah satu olahan pisang tanduk di Kuba, diberi nama Platano Maduro. Ini dibuat dari pisang tanduk hijau yang digoreng dengan tambahan sedikit garam. Ada lagi, jambu biji yang dibuat setup manis dengan sejumput cinnamon (kayu manis) dan biasanya dimakan bersama dengan cream cheese. Makanan ini dikenal di Kuba dengan nama Casquito de Guayaba. Kombinasi rasanya, luar biasa. Manisnya yang tajam, seperti berhenti menusuk lidah ketika bertemu dengan rasa asin dari cream cheese. Terakhir, Duden Diplomatico. Salah satu parade buah tropis dengan menghidangkan pudding caramel yang dibuat dari campuran jus nanas dan mangga. Manis dan segar.

Uniknya, ada pada tata cara makan khas Kuba. Dalam satu pingan, selalu ada Moros y Cristianos dengan siraman kuah black bean soup, yang juga ditemani dengan beberapa potong Doblones Don Pedro dan jagung manisnya, juga Pescado Gratinado Conqueso, dan bahkan Platano Maduro. Main course dan dessert disantap dalam satu pinggan. Cita rasanya memang bisa membuat lidah kita tercengang jika tak terbiasa.

Cita rasanya, lahir dari etnis yang hidup di Kuba. Ada banyak etnis yang hidup di sana. Kebudayaan yang timbul pun menjadi multi kultural. Afrika, Spanyol, dan Asia, tinggal bersama.

Chef Yesney Lamas Ramos, Cuban guest chef , Gran Melia Jakarta menjelaskan main taste dari menu-menu Kuba ini dalam satu kalimat lugas, “We have many different colour of skin, we have many type of hair, and then it makes many taste of our food”.

(Tulisan ini telah dimuat di majalah Food and Life style yang berkantor di Jakarta)

Writer: Ayu N. Andini
Photo by www.pridesource.com
Ket. Foto: Cuba Dance

Monday, April 02, 2007

Tentang Seluruh Hidup Chrisye dan Separuh Hidupku..


Berita meninggalnya Chrisye memang lumayan bikin sedih seluruh Indonesia.Di lingkup kecil aja, di kantorku misalnya. Yang isinya cuman 15 orang bawel-bawel itu, wuaaahhhh... langsung termangu-mangu sejak kami masuk kantor, pagi-pagi buta. Tiap berita tentang Chrisye, kami melakukan "pause" utk semua kegiatan. Cuma buat nonton beritanya.

Sepertinya, semua penghuni kantorku, punya perasaan yang sama. Sedih, agak terpukul juga, begitu tahu bahwa Chrisye sudah meninggal dunia (Jumat, 30 Maret 2007, pukul 04.08 WIB dini hari). Lalu, untuk mengenangnya, kami makan siang di warung CEPOEK, di kawasan Kallibata. Ada tanda tangan Chrisye di dindingnya.

Sepanjang makan siang, kami juga ditemani dengan lantunan lagu-lagu Chrisye di sana. Haaaahhhh... sedih!
Tapi lapar emang tidak mengenal kompromi. Kami tetap aja semangat untuk makan. hihiiiiii...

Berita di milis media, penuh dengan ucapan duka.
Saya, bukan saudara dekat Chrisye...
Saya, bukan pula saudara jauhnya Chrisye...
Saya, juga tidak punya pertalian darah sama sekali dengan Chrisye...

Tapi saya bisa merasakan kedekatan itu sejak pertama kali saya kenal dengan lagu-lagunya. Saya mengenal Chrisye sejak saya duduk di kelas 1 SD.
Pertama kali, saya dengarkan lagu Chrisye, yang judulnya: SABDA ALAM. Seumur saya yang masih cabe rawit dan cuma kenal lagu-lagunya Adi Bing Slamet dan Chicha Koeswoyo, baru kali itu saya mendengarkan lagu dan semua bulu kuduk saya merinding...

Waktu itu, saya nggak ngerti, apa sebabnya. Sejak itu, saya selalu ingin dengarkan lagu ini, setiap sebelum tidur. Hah...! Padahal syairnya aja, saya nggak paham sama sekali...!!! ! Tapi saya nggak peduli. Ada rasa nyaman yang saya rasakan tiap dengar lagu itu.

Lalu, kami pindah ke Kalimantan Timur (ke sebuah kota kecil yang namanya: Tarakan). Saya kelas 3 SD waktu itu. Sesampainya di rumah baru, saya cari kaset Chrisye (yang entah milik siapa itu..) yang sering diputar itu. Tapi tidak kutemukan... !!! sebel!!!

Saya mulai memburu lagu-lagu Chrisye. Caranya? Merengek pada ayahku (almrhm), untuk dibelikan kaset Chrisye. Mulanya, ayahku mengernyitkan dahi. "Ah, kamu kan nggak ngerti lagu-lagunya Chrisye..," begitu katanya.

Tapi aku memang nggak mau ngerti. Tiap ayahku pulang kantor, yang kutanya cuma itu. Walaupun ia membelikanku setumpuk buku cerita Lima Sekawan dan Trio Detektif, aku tetap menanyakan, kaset Chrisye..!!! "Mana kasetnya?" berminggu-minggu aku merengek. Akhirnya, aku punya kaset barunya. Huaaaahhhh.. ..senengnya sampai ke langit..!
Waktu itu aku dibeli-in yang...(judul albumnya aku lupa). Tapi aku masih inget, di dalamnya ada lagu yang judulnya : Leny.

Sejak itu, aku tidak pernah suka lagi sama lagu-lagunya Adi Bing Slamet dan Chicha Koeswoyo yang suaranya cempreng-cempreng gepeng itu. iiiiiihhh... .!Kasetnya kusembunyikan.

Sejak itu juga, ayahku juga jadi pemburu kaset Chrisye. Tiap ada album barunya, dia belikan untukku. Selain itu, yang kutahu, ayahku memang senang mengoleksi kaset dari macam-macam musik.

Yang kuingat, dia sering beli kaset : Francis Goya...(yang kudengar cuma bunyi denting gitar doang. aku tidak terlalu suka.), ada juga kaset-kaset nya Ebiet G. ade, Iwan Fals, BIMBO, IDRIS SARDI (yang ini, lebih aneh lagi. bunyinya aneh...ngak- ngik ngok...akhirnya aku tau, itu bunyi biola...hihihi. ..), ANDY WILLIAMS, BONEY M, ABBA, dan ah...banyak.

Lalu, aku lulus SD, ada lagu Chrisye: ANAK SEKOLAH..haaahhaaa... kuputar tiap hari. Apalagi hari Minggu. Ayahku selalu pasangkan kaset ini dgn volume yang nyariiiing.. . biar aku bisa bangun pagi. hehe...(bakat malesnya udah ada sejak baheulaa...)

Lalu..ada banyak lagu Chrisye yang jadi temanku, tiap baca buku, tiap menyapu halaman, tiap kali menemani adik-adikku, tiap kali aku bangun pagi, dan pada waktu aku jatuh cinta untuk pertama kalinya.... ehem...ehem. ...waktu itu, aku masih SMP. hehehe....
Lagu Chrisye yang jadi temanku waktu itu, Merpati Putih...

Ah....sampai sekarang, dirumahku masih ada CD Chrisye... album terbaiknya.Kemarin, aku pulang ke rumahku. Adik-adikku langsung mengulas berita tentang berita duka Chrisye. Ibuku juga begitu. Bahkan pada saat Ibuku tau Chrisye meningal dunia, dia menangis sedih di depan televisi.
(ini memang menggelikan. Tapi memang benar-benar terjadi...)

"Kita kan dekat sekali dengan Chrisye. Apalagi, waktu kita di Kalimantan, ya..," begitu ucapnya.

Chrisye....memang teman terbaik yang pernah dekat dengan separuh hidupku...
Chrisye, kami semua berdoa untukmu. Untuk semua perjalananmu. ..



Writer : Ayu N. Andini
Photo: downloaded from www.infoartis.com