Thursday, August 30, 2007

Membumi


Untuk apa manusia dikaruniai mata yang indah?

agar ia mampu melihat segala yang juga buruk.


Untuk apa manusia dikaruniai hati yang busuk?

agar nanti ada manusia lain yang disakiti olehnya.


Mengapa Tuhan membiarkan manusia disakiti?

agar manusia bisa benar-benar menghargai apa artinya bahagia...



Writer: Ayu N. Andini
Tittle image: My Earth
Photo and design image by Ayu N. Andini

Friday, August 03, 2007

Plesiran


Tahukah ketika diri disergap banyak pertanyaan,
mencari jawaban, ternyata bukan jalan keluar terbaik.
Maka, bercerminlah sering-sering.

Tahukah ketika simpanan masa lalu dalam peti brankas
yang terkunci rapat dan kau tanam di tengah hutan perawan,
kau gali kembali?
Ternyata, tak akan masa depan yang kau lihat di sana.
Cuma ada carut marut luka lama yang kering dan sembuh,
dan luka, dan kering, dan sembuh...
begitu terus menerus...membuang sisa usiamu.

Tahukah kau ketika kau diserang rasa:
sauhmu menemukan laut dan samudera yang ingin kau arungi?
Maka masa depan sedang kau lukis di kedalamannya.

Jauhkan hidupmu dari rasa jengah kepada badai.
Karena badailah yang akan menjadi sahabat terdekat hati kalian berdua.


Ada tumpukan harapan dan doa terbaik saya, untuk pernikahan kalian.
(this poem is a wedding gift for my best friends : Abah Dony dan Noor)


Writer : Ayu N. Andini
Image by National Geographic

Thursday, August 02, 2007

Konyolisasi


Konyol kalau kubilang,
ketika masyarakat Indonesia kala itu menghargai para selir raja.

Konyol kalau kubilang,
ketika para Raja diijinkan punya permaisuri sekaligus selir-selir.

Konyol kalau ada yang bilang,
bahwa agama membolehkan para suami untuk berpoligami.

Konyol juga, kalau misalnya...
nasib sejarah Indonesia direpotkan oleh urusan selir, poligami, dan perceraian.

Hah!!!!!!!!
Hasrat memang sangat liar.
Tak ada tembok kokoh untuk membatasi yang satu ini.
Tak ada tirani untuk memenjarakan yang namanya birahi.
Tak ada yang bisa menahannya.

Karena yang namanya kesetiaan,
ia berwajah selembut ibu,
berperilaku semulia bidadari,
berkulit halus seperti permaisuri,
dan sedikit cengeng.
Sangat rentan dengan segala hal!
Sangat lemah di segala sisi!

Maka, akan sangat konyol kalau semua manusia,
juga masih menyalahkan setan iblis yang berbuat itu pada dirinya.
Berbuat tidak setia,
melakukan pengkhianatan-pengkhianatan kecil,
dan pengingkaran terhadap keadaan-keadaan faktual dirinya.

Manusia memang konyol...
dan pembohong.


Writer: Ayu N. Andini
Photo by Ayu N. Andini
Tittle : Exist