Maka, bercerminlah sering-sering.
Tahukah ketika simpanan masa lalu dalam peti brankas
yang terkunci rapat dan kau tanam di tengah hutan perawan,
kau gali kembali?
Ternyata, tak akan masa depan yang kau lihat di sana.
Cuma ada carut marut luka lama yang kering dan sembuh,
dan luka, dan kering, dan sembuh...
begitu terus menerus...membuang sisa usiamu.
Tahukah kau ketika kau diserang rasa:
sauhmu menemukan laut dan samudera yang ingin kau arungi?
Maka masa depan sedang kau lukis di kedalamannya.
Jauhkan hidupmu dari rasa jengah kepada badai.
Karena badailah yang akan menjadi sahabat terdekat hati kalian berdua.
Ada tumpukan harapan dan doa terbaik saya, untuk pernikahan kalian.
(this poem is a wedding gift for my best friends : Abah Dony dan Noor)
Writer : Ayu N. Andini
Image by National Geographic
No comments:
Post a Comment