Saturday, July 28, 2007

Pesta Untukmu, Anak Indonesia


Perayaan puncak Hari Anak Nasional 2007 yang melibatkan sekitar 6.000 anak, digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga di Dufan, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.

HAN 2007 juga diperingati di berbagai tempat secara mandiri. Satu di antaranya, oleh Komnas Perlindungan Anak di Jakarta. Peringatan Hari Anak Nasional 2007 dirayakan di sana tanggal 19 Juli 2007. Panitianya nota bene para aktifis di lingkungan Komnas Perlindungan Anak, Jakarta. Tamu istimewa yang ditunggu-tunggu pada hari itu, tak lain adalah anak-anak jalanan yang diundang datang dari daerah Depok, Jawa Barat dan PKBM Kurnia di Kramat Jati, Jakarta. Jumlahnya ada 100 anak. Dari mulai yang usianya masih 5 tahun s/d 18 tahun. Kedatangannya ke tempat perayaan, tak sendiri-sendiri tapi berbondong-bondong, didampingi pembina/pembimbingnya masing-masing. Komnas Perlindungan Anak mendadak ramai hari itu.

Pagi itu acara dibuka dengan Ngopi Bareng Komnas Perlindungan Anak dan rekan-rekan dari berbagai media massa. Di sana, masalah-masalah anak Indonesia dikuak dan dibahas sekilas. Komnas Perlindungan Anak meninjau ulang tema Hari Anak Nasional versi pemerintah tahun 2007 ini. Dalam lembaran siaran persnya, disebutkan : bermaknakah Hari Anak Nasional (HAN) 2007 terhadap kompleksitas persoalan anak yang melanda negeri ini?

Bagaimanapun, Komnas Perlindungan Anak dengan segera melakukan upaya refleksi dan memilih merayakan HAN 2007 bersama selingkup kecil anak-anak jalanan. Sebagian anak yang kurang beruntung dan dimarginalkan ini, hingga kini tak mampu tertangani dengan baik oleh pemerintah.

Anak-anak Indonesia sesungguhnya dirundung berbagai masalah. Namun, bagaimana pun, anak-anak tetap anak-anak. Mereka tetap melompat riang, bernyanyi, tersenyum, dan tertawa lucu ketika Kak Seto naik ke panggung, memainkan boneka-bonekanya serta mengajak anak-anak jalanan ini bergembira sama-sama. Selain dihibur, anak-anak ini juga dapat ransum makan siang, kue-kue, dan bingkisan-bingkisan dari penyelenggara acara.

Walaupun hanya sebentar saja, tapi mereka diberi hak untuk itu. Untuk bergembira sebagai anak-anak. Esok, mereka kembali pada kehidupan keras di jalan. Menjadi penyapu kereta api, menjadi pengamen jalanan, tukang ojek payung, pemulung, penjual koran, dan banyak lagi.

Yusuf, anak jalanan yang putus sekolah. Usianya kini 18 tahun. Ia datang dari Depok untuk ikut rayakan HAN 2007 di Komnas Perlindungan Anak hari itu. Sekarang ia sedang meneruskan SMAnya di Yayasan Bina Insani Mandiri (YABIM), Depok. “Disini sekolah gratis. Saya juga jadi tukang bersihin sekolah saya sendiri di SMA YABIM Depok. Dulu, saya sempat jadi tukang sapu di kereta. Sekarang saya mau nerusin sekolah. Saya juga ingin, teman-teman saya sesama anak jalanan bisa menyadari pentingnya pendidikan untuk masa depan. Saya mau jadi polisi, mbak,” ucapnya sambil senyum malu-malu.

Ia hanya segelintir kecil anak jalanan yang punya harapan. Walau sedikit yang termotivasi, tapi ini bisa jadi modal besar untuk mengajak anak-anak lainnya emnggantungkan cita-cita setinggi langit.

Tulisan ini telah dimuat di sebuah majalah khusus bertema sosial, dan berkantor di Jakarta.
Baca juga liputan lengkap Hari Anak Nasional 2007
Writer : Ayu N. Andini
Photo by Ayu N. Andini
Tittle : The Wings of Hope

No comments: