Thursday, January 25, 2007

Menikmati Setiap Sudut Pangkalpinang




Menurut dinas pariwisata setempat, kota Pangkalpinang sejak ratusan tahun ditempati oleh etnis Tionghoa. Oleh sebab itu objek wisata yang ada disana juga tak lepas dari sejarah dan budaya Tionghoa. Berdasarkan catatan sejarah, tahun 1848 penduduk etnis ini berjumlah sekitar 1.867 jiwa dan pada 1920 bertambah menjadi 15.666 orang, artinya 68,9 % dari seluruh penduduk kota pada waktu itu.

Dengan latar belakang sejarah demikian, wajar kalau Pangkalpinang dan peduduknya juga kental bernuansa tradisi peninggalan kekaisaran Tiongkok di Asia Timur. Disana tersebar aneka bangunan khas pecinan, seperti kelenteng yang menjadi tanda bahwa tradisi lokal masih melekat hingga sekarang. Berbagai upacara adat pun hingga kini masih lestari dan diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu. Kondisi ini membuktikan bahwa sejak berabad silam, pembauran antara etnis Tionghoa dengan Melayu berlangsung baik di kota ini khususnya dan Pulau Bangka secara keseluruhan.

Salah satu tempat yang kerap dikunjungi para wisatawan di Pangkalpinang adalah Kelenteng Kwan Tie Miaw. Kelenteng tertua di Bangka ini, berada masih di pusat Kota Pangkalpinang. Pada setiap perayaan Imlek, kelenteng ini penuh sesak oleh orang-orang yang hendak memanjatkan doa seraya membawa berbagai barang persembahan.

Beberapa upacara adat lokal, juga menarik perhatian wisatawan, antara lain “Peh Cun”, yaitu sebuah tradisi masyarakat Tionghoa untuk menghormati mendiang seorang bangsawan yang amat dicintai rakyat, bernama Qu Yuan. Upacara ini biasanya dilaksanakan di Pantai Pasir Padi setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.

Tempat lainnya yang juga sering dijambangi sekaligus mengingatkan kita pada abad ke-18 adalah Museum Timah Bangka. Di dalam museum ini terpapar catatan sejarah pertambangan timah Bangka dari awal ditemukan hingga perkembangan industrinya sekarang.


Pantai Favorit
Selain objek wisata sejarah dan budaya, Pangkalpinang juga memiliki objek wisata pantai yakni Pantai Pasir Padi yang terletak di Kecamatan Bukit Intan. Pantai ini mudah dijangkau, cuma butuh 30 menit dengan kendaraan bermotor dari pusah kota.

Kelebihan pantai ini antra lain pantainya landai dan cukup panjang sehingga pengunjungnya bisa puas bermain di sepanjang pantainya hingga jauh. Bentangan pantainya ke laut mencapai lebih-kurang 7 meter. Oleh karena itu ombaknya yang sampai ke tepi pantai hanya berupa riak kecil dan pelan. Sedangkan angin lautnya bertiup kencang ke arah daratan, sehingga kerap dimanfaatkan oleh para penggemar layang-layang.

Pantai berpasir coklat dan bersih ini menjadi lokasi favorit bagi semua umur. Disana kerap terlihat sejumlah anak asyik bermain di bibir pantai, berlarian, membangun istana pasir dan sebagainya. Kawula muda disana juga menjadikan pantai ini sebagai salah satu tempat tongkrongan. Pada akhir pekan atau hari libur, pantai ini semakin ramai pengunjungnya. Jangan heran kalau sampai ada mobil atau sepeda motor yang bebas mondar-mandir di tepian pantainya.

Di sekitar pantai tepatnya di tepi jalan beraspal, terdapat deretan saung kecil yang digunakan pedagang menjajakan aneka makanan dan minuman ringan. Salah satu minuman favorit di sana adalah air kelapa muda segar.

Kalau ingin menikmati keramaian Kota Pangkalpinang, datang saja ke seputar wilayah Pasar Pembangunan yang oleh warga setempat lebih dikenal dengan sebutan “Pasar Besar”. Di tempat ini segala jenis barang kebutuhan diperjualbelikan, ada aneka sayur mayur, ikan segar, pakaian hingga barang elektronik. Di lokasi ini juga terdapat deretan penjaja makanan khas Bangka.


Pusat Niaga
Letak Pangkalpinang yang sangat strategis di bagian timur Pulau Bangka, membuatnya selalu ramai dikunjungi orang baik wisatawan, pebisnis, dan sebagainya dari berbagai penjuru. Sarana angkutan masal di kota ini cukup memadai, misalnya Bandara Depati Amir yang terletak di ujung paling timur Kota Pangkalpinang, memiliki jangkauan jalur transportasi pesawat terbang yang didukung lebih dari 4 maskapai penerbangan se-Indonesia. Dengan luas wilayah 89,40 km2, kota ini berfungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan yang meliputi pusat pemerintahan, kegiatan politik, perniagaan, industri, pendistribusian barang, jasa, pelayanan kesehatan, pusat pendidikan, dan lain-lain.

Jalan-jalan di seputar Kota Pangkalpinang cukup menyenangkan. Kondisi lalu-lintasnya lancar, boleh dibilang tak pernah macet. Didukung oleh sarana transportasi umum dengan terminal kota di dekat "Pasar Besar" yang melayani beberapa rute angkutan dalam kota. TC Ayu/Berbagai sumber


Tips Perjalanan:
Pulau Bangka berada di jalur strategis dan internasional antara Singapura dan Jakarta. Mudah mencapainya. Lewat laut dari Jakarta ke Pelabuhan Belinyu dan Pangkal Balam. Via udara dengan pesawat udara, antara lain Sriwijaya Air yang terbang setiap hari ke bandara Depati Amir yang berjarak sekitar 40 km dari Kota Sungailiat. Dari Bandara Depati Amir menuju pusat Kota Pangkalpinang, dapat ditempuh dengan kendaraan umum sekitar 30 menit. Kalau ingin ke Pantai Pasir Padi, ambil jalur yang menuju ke Air Itam. Jaraknya sekitar 30 menit dari pusat kota.

Angkutan umum dalam kota yang tersedia, ada 5 jalur. Pangkalpinang-Air Itam dengan angkutan kota (angkot) berwarna hitam, Pangkalpinang-Mentok angkot hijau, Pangkalpinang-Pangkalbalam angkot merah, Pangkalpinang-Bandara Depati Amir angkot kuning, dan Pangkalpinang-Selindung dengan angkot warna biru. Tarif penumpang hanya berkisar Rp 2.000-Rp 3.000 per orang.

Untuk pergi ke daerah Sungailiat atau Koba, penumpang bisa memilih kendaraan umum yang disebut “Pownis” atau mobil colt. Jarak tempuhnya sekitar 2-3 jam dari terminal Pangkalpinang. Tarifnya cukup murah, hanya Rp 5.000, pengunjung bisa diantar sampai ke tempat tujuan. Pownis adalah salah satu kendaraan umum milik penduduk di Bangka. Kapasitas Pownis bisa menampung 31 orang. Selain itu ada bentor atau becak motor yang biasa digunakan untuk mengakut orang dan barang. Harganya bervariasi sesuai jarak tempuhnya. Tarif dalam kota biasanya berkisar antaraa Rp 3.000,- s/d Rp 5.000,-per orang.


(Tulisan ini telah dimuat di majalah pariwisata yang berkantor di Jakarta)


Writer: Ayu N.Andini
Photo by Ayu N. Andini
Ket. Foto: Judul "digging" --kawasan wisata Pantai Pasir Padi, Pangkalpinang, Bangka.



2 comments:

Anonymous said...

hallo bu ayu,
wah..trims atas ulasan mengenai Bangka. mohon izin blognya saya link yah..

Eko Eshape said...

Makasih infonya.

Minggu depan mau main ke sana nih.

Kalau mau lihat lokasi laskar pelangi gimana ya caranya?

Salam