Monday, September 10, 2007

Musim Bercinta



Musim kemarau,
membiarkan pohon mangga berbunga lebat
membiarkan matahari menari lebih lebih lama
kerlip sinarnya menyambar memedihkan pandangan mata
hinggap di atas tanah hingga mengeras membatu
datang ke ujung-ujung daun jagung yang menguning
mengundang serta musim meranggas singgah
di pohon akasia pingiran jalan.

Tak perlu kemarau berlama-lama mengundang angin pancaroba,
ia akan menyapa daun-daun pohon jati
melibas batang-batang tua pohon sekitar pantai
juga mengantarkan sakit flu ke setiap kulit yang dibelainya.

Awan abu-abu bergulung
membungkus dan menggelapkan bumi
mengusir matahari.

Hujan datang ke celah-celah tanah,
pada daun-daun perdu,
menyiksa batu-batu di sungai,
dan merontokkan kembang-kembang rambutan
yang sedang mekar.

Tak ada musim semi yang anginnya sejuk
dengan salju yang mencair, matahari hangat,
dan mekarnya bunga-bunga tulip dan crysant.

Kita cuma bisa bercinta di dua musim.
Ketika bumi basah dan ketika matahari marah.

Semoga,
kelak anak kita akan semanis musim semi,
sehangat dan seterang matahari,
juga setegar batu yang kerap disiksa hujan.


I Love You...M !

Writer : Ayu N. Andini
Photo by : Ayu N. Andini
Photo Tittle: The Full Colour of Banyuwangi

1 comment:

Anonymous said...

i love you too -M