
Ini ada beberapa warna yang kupikir, diciptakan demi birunya langit yang sering kita lihat sekarang. Di Dieng, saya bisa melihatnya dengan jelas.
Photo by Ayu N. Andini
Mimpinya seperti gelembung-gelembung udara yang naik ke awan. Lalu pecah, airnya tumpah jadi gerimis kecil. Kembang-kembang rambutan yang tadinya akan menjadi buah, rontok dipukul angin. Semua cahaya terang, pergi mendadak karena terusir awan gelap yang menggantung di bibir langit. Apel hijau yang segar itu jadi kisut, menciut tersiram hujan dan dipeluk dingin sepanjang malam. Yang lestari, cuma bahasa. Bukan cinta.
Mimpinya seperti gelembung-gelembung udara yang naik ke awan. Lalu pecah, airnya tumpah jadi gerimis kecil. Kembang-kembang rambutan yang tadinya akan menjadi buah, rontok dipukul angin. Semua cahaya terang, pergi mendadak karena terusir awan gelap yang menggantung di bibir langit. Apel hijau yang segar itu jadi kisut, menciut tersiram hujan dan dipeluk dingin sepanjang malam. Yang lestari, cuma bahasa. Bukan cinta.
1 comment:
wah dari dulu pengen ke dieng, gk sempet-sempet aja ih...
how's the trip?
Post a Comment